Sabtu, 08 September 2012

Selamat Datang di Bumi Lancang Kuning



Pekanbaru - Selamat datang di Bumi Lancang Kuning. Begitulah kalimat sambutan yang menjamur di berbagai sudut kota Pekanbaru menjelang bergulirnya Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII.

Baliho dan spanduk-spanduk dalam berbagai ukuran itu terpasang di berbagai kantor instansi pemerintah daerah sampai pusat perbelanjaan di provinsi Riau.

Meriah? Memang media-media itu membuat atmosfer PON cukup terasa di pusat kota Pekanbaru. Tapi, kondisi itu akan bertolak belakang jika melihat venue-venue pertandingan dan fasilitas pendukung.

Wisma atlet yang terus dikebut pengerjaannya agar segera bisa ditinggali, sementara beberapa sarana stadion masih belum juga rampung dibangun. Dua hari lalu, misalnya, kanopi venue tenis ambruk dan pertandingan futsal yang berlangsung di Tembilahan kemarin ditunda karena atap lapangan bocor hingga air hujan membasahi lapangan.

Sambutan cuaca panas juga menjadi warna tersendiri bagi para wartawan peliput dan kontingen yang bakal bertanding di PON kali ini. Suhu yang mencapai 35 derajat celsius cukup menyengat bagi siapapun yang baru saja menginjakkan kaki di bandara Sultan Syarif Kasim II, Jumat (7/9/2012) siang.

"Ini masih dingin. Suhu di sini biasa mencapa 39-40 derajat celsius," ucap seorang rekan wartawan di Wisma Antara.

Tak cuma disuguhi dengan cuaca yang cukup terik, kabut asap juga terlihat dua hari menjelang PON dimulai. Para kontingen yang sudah tiba, lantas diberikan masker sebagai langkah antisipasi.

Bulan Juni hingga September di Riau, memang dikenal sebagai bulan asap karena pembersihan lahan gambut dengan cara dibakar.

Cuaca panas, kabut asap, dan baliho-baliho tak cukup menjadi ucapan selamat datang bagi saya dan rekan seperjalanan dari Harian Detik, Hardani Tri Yoga.

Sebuah kabar yang kurang mengenakkan kami terima dari humas Pemda Riau saat hendak menuju ke wisma atlet.

Kartu tanda pengenal untuk melakuan peliputan pembukaan PON yang rencananya dihadiri Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, masih ditahan di markas Komando Resor Militer (Korem) 031 Wira Bima, Pekan Baru.

Untuk diketahui, kartu tanda pengenal peliputan PON Riau tidak berlaku secara keseluruhan. Kartu baru harus diurus guna mendapatkan akses peliputan acara pembukaan dan penutupan.

Oleh sebab itu, kami langsung bergegas menuju markas Korem di Jalan Sultan Syarif Kasim, guna meminta konfirmasi mengenai alasan penahanan kartu tanda pengenal itu.

"Kartu Anda kami tahan karena tulisan di copy-an tanda pengenal yang kami terima tidak jelas. Kami bukan mau menghambat, cuma supaya persyaratan ini bisa dilengkapi agar kami tahu jelas siapa saja yang hadir," tegas salah satu anggota KASI Intel Korem Bukit Barisan.

Tak butuh waktu lama, kami bisa mendapatkan tanda pengenal guna melakukan peliputan acara pembukaan di Stadion Utama Riau, yang akan berlangsung pada Selasa (11/9) mendatang, seusai menyerahkan copy-an kartu identitas yang diperlukan.

Sebanyak 7.307 atlet, 3.596 ofisial, dan 1.319 jurnalis sudah mendapatkan akreditasi untuk menyemarakkan jalannya pesta olahraga multi cabang empat tahunan itu dari 9-20 September. Sebagian kontingen itu sudah hadir di Pekannaru.

Dalam perjalanan dari Jakarta menuju Pekanbaru kemarin, kami berada satu pesawat dengan kontingen dari Jakarta dan Kalimantan Timur.

Selamat datang di Bumi Lancang Kuning.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

harap komentar dengan sopan dan tidak mengandung SARA

Protected by Copyscape Web Copyright Protection Software