Tweet Now!
Follow @Tanyakekamu
Ilustrasi (Ist)
Jakarta - Kendati keberatan dengan kebijakan skema interkoneksi berbasis biaya (cost based), namun Axis tetap akan mematuhi dan menjalankan peraturan yang telah disahkan tersebut.
"Bagi kami ini it's another challenge.
Sejak kehadiran Axis di Indonesia, kami sudah terbiasa dengan tantangan
dan persaingan. Bagi Axis ini cuma tantangan yang berbeda," sebut Head
of Corporate Communication Axis Anita Avianty, kepada detikINET, Rabu (30/5/2012).
Saat kebijakan ini dibuat, tentu saja ada perubahan yang akan dilakukan oleh Axis sendiri, mulai billing system, testing cleaning hingga strategi marketing.
Sementara ketika ditanya apakah kebijakan SMS gratis lintas operator
yang dihapus ini bakal menganggu performa bisnis Axis ke depannya, Anita
belum bisa memastikannya.
"Kita belum tahu ya, karena nanti
pasti akan ada evaluasi. Jelasnya kita akan menyiapkan lagi strategi
marketing yang berbeda," tandasnya.
Sebelumnya, dengan kebijakan
interkoneksi SMS berbasis biaya, regulator berharap dapat meminimalisir
penyalahgunaan SMS gratis secara broadcast serta menciptakan iklim industri yang lebih sehat lagi.
Dengan
penetapan skema ini tidak akan ada lagi penawaran SMS gratis lintas
operator. Artinya operator yang mengirimkan SMS ke operator lain juga
akan dikenakan biaya, yang merujuk pada tahun 2010, yakni Rp 23 per SMS.
"Jadi tidak ada lagi 'pesta di lahan tetangga'. Dimana pendapatan masuk
ke operator pengirim tetapi operator penerima cuma kebagian diberatkan
jaringannya," imbuh Kepala Humas dan Pusat Informasi Kementerian Kominfo
Gatot S. Dewa Broto.
Jogjatweet News Blog Berisi Info Teknologi klik follow untuk mengikuti Berita teknologi
Rabu, 30 Mei 2012
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
harap komentar dengan sopan dan tidak mengandung SARA