Tweet Now!
Follow @Tanyakekamu
Tim pendukung calon gubernur DKI Jakarta Joko Widodo
sukses menggenggam dukungan kelompok menengah. Hal itu terungkap dalam
laporan utama majalah Tempo edisi 24 September-29 September berjudul #Jokowinner. Mereka misalnya, berhasil menggarap kelompok supir taksi Jakarta.
Itu
yang terjadi saat Joko Widodo turun di Bandara Soekarno Hatta,
Cengkareng, Tangerang. Keluar dari Pintu 2F, Joko Widodo diserbu
penumpang di terminal kedatangan dalam negeri Bandar Udara
Soekarno-Hatta, Cengkareng. Terminal pesawat yang sibuk pada Rabu pekan
lalu itu bertambah riuh dengan kehadirannya. Wali Kota Solo ini
memboyong keluarga besarnya ke Ibu Kota sehari menjelang pencoblosan
putaran kedua pemilihan Gubernur Jakarta.
Setelah
bersalaman dan foto-foto, Jokowi ngeloyor menuju pangkalan taksi. Sang
kandidat menyapa para sopir, bersalaman, dan membiarkan dia jadi obyek
foto-foto. ”Ini silaturahmi dengan saudara-saudara saya, teman-teman
taksi minta ditengok,” kata Jokowi, terus melempar senyum. Lima belas
menit mengobrol, calon yang diajukan Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan dan Partai Gerindra itu pamit. Ia melempar handuk putih kecil
bertulisan namanya.
Bukan kunjungan tiba-tiba, sopir taksi
merupakan salah satu kelompok yang digarap tim sukses Jokowi sejak
putaran pertama pemilihan Gubernur Jakarta, Juli lalu. Menurut seorang
politikus, tim Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto
mendekati para pengemudi ini. Sopir taksi dipilih karena merasakan
langsung kemacetan jalanan Jakarta setiap hari. ”Asumsinya, mereka tak
akan suka Fauzi Bowo,” katanya, menyebutkan gubernur inkumben yang
berpasangan dengan Nachrowi Ramli itu.
Fauzi Bowo dituding
tak berhasil mengurai kemacetan sejak ia memimpin Jakarta pada 2007. Hal
ini dimanfaatkan penantangnya. Sentimen negatif terhadap Fauzi itu
diharapkan menular kepada penumpang taksi melalui para sopir tersebut.
Penumpang taksi, menurut dia, merupakan kelompok menengah yang merasakan
kemacetan setiap pergi dan pulang kerja.
Denny Iskandar,
sekretaris tim sukses Jokowi, mengatakan sopir taksi merupakan golongan
masyarakat yang secara sukarela membantu timnya. Ia tidak menyebutkan
secara spesifik adanya penggarapan kelompok itu. Yang jelas, menurut
dia, ”Keaktifan sopir taksi itu menunjukkan strategi kami turun ke bawah
berhasil.”
Strategi menggarap kalangan menengah ke bawah
berhasil mendorong perolehan suara Jokowi, yang berpasangan dengan
Basuki Tjahaja Purnama. Hasil exit poll Saiful Mujani Research &
Consulting pada hari pemilihan menunjukkan sebagian besar pemilih yang
berpenghasilan lebih dari Rp 3 juta dan punya kendaraan memberikan suara
buat Jokowi.
Eep Saefulloh Fatah, Direktur PolMark
Indonesia yang menjadi konsultan politik Jokowi, mengatakan, ”Kami
percaya diri: kalangan menengah ke atas akan enggan memilih Foke-Nara.
Mereka cenderung memilih Jokowi-Basuki atau golput.”
Maka,
menurut Eep, pertarungan sesungguhnya antara Jokowi dan Fauzi adalah
perebutan dukungan kelas menengah-bawah. Menurut sejumlah survei,
kelompok ini cenderung memilih Fauzi. Perebutan pemilih kelompok ini
memanas karena isu agama dan ras, yang marak pada bulan puasa hingga
menjelang pemilihan putaran kedua.
Jogjatweet News Blog Berisi Info Teknologi klik follow untuk mengikuti Berita teknologi
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
harap komentar dengan sopan dan tidak mengandung SARA